Cara Realistis Mencapai 10 Miliar Pertama dengan Investasi Optimal
Table of Contents
![]() |
| Strategi investasi diversifikasi untuk mencapai 10 miliar pertama dengan risk budgeting dan risk parity |
Cara Realistis Mencapai 10 Miliar Pertama - Banyak cerita tentang orang-orang yang sukses menjadi kaya raya, berkat keberanian mereka dalam berinvestasi besar-besaran di kripto atau saham. Namun, di sisi lain, ada juga mereka yang meyakini bahwa diversifikasi adalah kunci utama untuk sukses berinvestasi.
Pertanyaannya, bagaimana kita menentukan portofolio yang ideal dan berapa persen dana yang harus dialokasikan ke setiap instrumen investasi? Apalagi jika ada kemungkinan market crash, situasi ini bisa membuat siapa saja cemas. Artikel ini akan membahas 15 portofolio terbaik, serta memberikan panduan menghadapi fluktuasi pasar.
Dua Pilar Utama dalam Membangun Kekayaan
Untuk mencapai kekayaan besar, seperti 10 miliar pertama, penting untuk memahami dua cara utama membangun kekayaan: aktif income dan investasi. Aktif income diperoleh dari pekerjaan atau bisnis, sedangkan investasi memungkinkan uang yang sudah Anda miliki bekerja untuk menghasilkan lebih banyak.Kebanyakan orang hanya fokus pada salah satu dari keduanya. Jika Anda seorang profesional yang berhasil di bidang bisnis atau karir, artinya Anda fokus pada aktif income. Orang-orang seperti ini sering kali menganggap bahwa return investasi sebesar 6 hingga 15% per tahun sudah ideal. Tujuannya lebih kepada menjaga kekayaan yang sudah mereka miliki daripada mengejar pertumbuhan agresif.
Namun, jika target return Anda terlalu tinggi, misalnya 50% atau lebih, risiko kehilangan modal juga meningkat drastis, dengan potensi kerugian hingga 80-90%. Mengelola bisnis atau bekerja lebih dari 60 jam per minggu membuat Anda tidak memiliki waktu untuk mendalami buku-buku investasi seperti karya Benjamin Graham atau mempelajari tren pasar.
Oleh karena itu, tidak perlu terlalu mendengarkan influencer yang meremehkan return sebesar 6 hingga 15%. Semua orang memiliki fokus dan kapasitas yang berbeda-beda Sebaliknya, jika Anda seorang investor atau trader penuh waktu, fokus utama Anda adalah menumbuhkan portofolio investasi dengan return di atas rata-rata, yakni 15% hingga 25% per tahun. Ini agar investasi Anda bisa tumbuh melalui efek compounding.
Menggabungkan Aktif Income dan Investasi
Bagi mereka yang ingin menyeimbangkan antara aktif income dan investasi, strategi terbaik adalah mendalami keduanya. Penulis sendiri mencoba mengalokasikan waktu yang cukup untuk mengelola bisnis sekaligus mempelajari pasar. Meski ada orang-orang yang lebih ahli, portofolio penulis sering kali mengalami pertumbuhan sebesar 40% hingga 50% per tahun. Misalnya, tahun 2022 penulis mendapatkan jackpot dari saham AS, kemudian di tahun 2023 dari Bitcoin, dan di tahun 2024 dari saham Indonesia.Pertumbuhan portofolio ini bisa diilustrasikan dengan jelas. Jika Anda menabung 10 juta rupiah per bulan selama 25 tahun dengan return 10% per tahun, total investasi Anda akan menjadi 13 miliar. Namun, jika Anda mampu memperoleh return 15%, angkanya melonjak menjadi 32 miliar dalam jangka waktu yang sama.
Menentukan Portofolio yang Sesuai
Untuk menyusun portofolio yang ideal, penting bagi setiap orang untuk jujur mengenai kemampuannya. Semua orang tentu menginginkan portofolio yang bisa tumbuh 30%, 50%, atau bahkan 100% per tahun. Namun, tanpa didukung oleh keterampilan, dedikasi, dan pengalaman di pasar, ini sulit dicapai.Jika Anda fokus pada bisnis atau karir, kemungkinan universe investasi Anda terbatas. Namun, peluang mendapatkan return antara 6% hingga 15% per tahun tetap besar. Penulis akan menjelaskan beberapa pilihan portofolio yang bisa dipertimbangkan, tetapi pertama-tama penting untuk memahami dua strategi investasi utama: berinvestasi di benchmark atau mencari alpha.
Spektrum Risiko dan Return
Ada berbagai instrumen investasi dengan risiko dan return yang berbeda. Pada spektrum risiko yang paling rendah, ada deposito dan reksa dana pendapatan tetap, sementara di ujung spektrum yang lebih tinggi, ada saham dan kripto. Contoh, investasi di S&P 500 memiliki return yang stabil, namun untuk mendapatkan return yang lebih besar, Anda perlu mencari instrumen yang memberikan alpha, yaitu return lebih tinggi untuk risiko yang sama, atau risiko lebih rendah untuk return yang sama.Penulis menemukan bahwa salah satu reksa dana pendapatan tetap dengan alpha terbaik adalah di aplikasi Makmur. Reksa dana yang sama di aplikasi lain hanya memberikan return sebesar 6-7%, namun di Makmur bisa mencapai 9-10%, dengan bonus promosi 3%. Ini adalah contoh bagaimana alpha dapat diperoleh.
Benchmark Investasi
Benchmark yang dapat dipertimbangkan antara lain:Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT): Aman dengan return stabil.- Saham Blue Chip seperti BBCA: Lebih berisiko, tetapi potensinya besar.
- Emas: Stabil dan dianggap sebagai safe haven.
- S&P 500 dan QQQ: Saham Amerika dengan diversifikasi tinggi.
- Bitcoin dan Ethereum: Potensi return besar namun sangat berisiko.
Menggunakan Konsep Risk Parity
Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah risk parity, di mana portofolio dibagi berdasarkan risiko, bukan alokasi modal. Misalnya, jika Anda ingin fokus pada pasar Indonesia, Anda dapat mengalokasikan portofolio ke RDPT dan BBCA. Jika ingin memasukkan aset global, seperti S&P 500 dan QQQ, maka bobot portofolio bisa dibagi secara proporsional sesuai dengan risiko yang diambil.Contoh alokasi risk parity:
- 38% di RDPT
- 14% di BBCA
- 12% di emas
- 16% di S&P 500
- 13% di QQQ
- 3% di Bitcoin dan Ethereum.
Konsep Risk Budgeting
Selain risk parity, ada juga konsep risk budgeting. Di sini, Anda mengalokasikan risiko, bukan dana, ke instrumen yang lebih Anda percayai. Misalnya, jika Anda yakin dengan S&P 500, Anda dapat mengalokasikan 90% dari total risiko ke instrumen ini. Ini berarti alokasi modal Anda bisa sekitar 59% ke S&P 500, 19% ke RDPT, dan sisanya ke instrumen lain.Untuk instrumen berisiko tinggi seperti Bitcoin, alokasi bisa dilakukan dengan proporsi yang lebih kecil tetapi dengan alokasi risiko yang besar. Dengan demikian, meskipun modal yang dimasukkan ke Bitcoin hanya sekitar 18%, risikonya sudah mencapai 90% dari keseluruhan portofolio.
Rebalancing Portofolio
Portofolio harus di-rebalance secara berkala untuk menjaga alokasi yang optimal. Misalnya, jika Bitcoin dan Ethereum naik drastis, sementara BBCA turun, bobot portofolio akan berubah. Untuk mengembalikan bobot ke alokasi awal, Anda perlu menjual sebagian Bitcoin dan membeli BBCA.Proses rebalancing ini bisa dilakukan setiap 3 bulan, 6 bulan, atau setahun sekali, tergantung preferensi masing-masing. Rebalancing memastikan bahwa ketika pasar jatuh, Anda bisa membeli aset yang murah, dan ketika pasar naik, Anda tetap mendapatkan keuntungan.
Portofolio Terbaik untuk Mencapai 10 Miliar Pertama
Jika Anda berani mengambil risiko tinggi, portofolio yang all-in di Ethereum dan Bitcoin dapat memberikan return tertinggi, yakni antara 50% hingga 70% per tahun. Dengan alokasi ini, investasi 5 juta per bulan bisa membuat Anda mencapai 10 miliar dalam waktu hanya 8 tahun. Namun, risiko drawdown juga sangat besar, hingga 70%.Jika Anda memilih risiko menengah, dengan drawdown antara 10% hingga 21%, return tahunan bisa berada di kisaran 18% hingga 33%. Dalam skenario ini, investasi 5 juta per bulan akan memakan waktu antara 14 hingga 20 tahun untuk mencapai 10 miliar.
Portofolio paling aman, dengan alokasi di RDPT, BBCA, dan emas, memberikan return sekitar 9% per tahun dengan drawdown hanya 4%. Untuk mencapai 10 miliar, investasi 5 juta per bulan akan memakan waktu sekitar 31 tahun.
Kesimpulan
Membangun kekayaan hingga mencapai 10 miliar pertama membutuhkan pemahaman mendalam tentang risiko dan return dari berbagai instrumen investasi. Baik Anda memilih strategi risk parity, risk budgeting, atau hanya ingin fokus pada instrumen tertentu, kunci utamanya adalah konsistensi dan pemahaman terhadap pasar.Diversifikasi portofolio, rebalancing secara berkala, serta disiplin dalam mengikuti strategi investasi yang telah Anda pilih akan membantu mengoptimalkan potensi pertumbuhan portofolio sekaligus mengurangi risiko.
