Prediksi Bullrun Crypto 2025: Analisis Siklus dan Makro Ekonomi

Daftar Isi
Prediksi Bullrun Crypto 2025 Analisis Siklus dan Makro Ekonomi
Grafik prediksi Bullrun Crypto 2025 dengan analisis siklus pasar, data kuantitatif, dan pengaruh faktor makro ekonomi pada Bitcoin

Prediksi Bullrun Crypto 2025 - Perbincangan mengenai masa depan cryptocurrency, terutama terkait dengan potensi Bull Market di tahun 2025, kian ramai di kalangan investor. kalimasada dari Akademi Crypto dalam video terbarunya "Persiapan Bullrun Crypto 2025" mengupas tuntas berbagai pertanyaan seputar potensi "crypto bull market" tersebut. 

Berdasarkan analisis mendalam yang menyatukan data dari berbagai disiplin ilmu seperti siklus pasar (cycle theory), data kuantitatif, dan kondisi makroekonomi global, artikel ini akan merangkum prediksi penting dari video tersebut serta memberikan gambaran tentang apa yang mungkin terjadi di pasar crypto dalam beberapa tahun ke depan.

Teori Siklus Pasar Crypto

Siklus pasar cryptocurrency selalu berpusat pada halving event, yakni momen ketika reward para penambang Bitcoin dibagi setengah. Halving ini berimplikasi pada naiknya nilai Bitcoin karena pasokan yang semakin terbatas. Siklus ini menjadi faktor kunci dalam setiap Bull Market. Berdasarkan teori siklus ini, setiap kali Bitcoin mengalami halving, harga cenderung naik signifikan dalam setahun sebelum dan sesudahnya.

kalimasada menyoroti bahwa kondisi pasar pada September 2024 menunjukkan anomali yang mirip dengan situasi di tahun 2019. Pada saat itu, ada keterlibatan institusi dalam mendorong produk-produk exchange-traded funds (ETF) yang membuat tren harga mengalami konsolidasi, bukannya penurunan tajam seperti yang terjadi pada monthly close merah di tahun-tahun sebelumnya (misalnya tahun 2018, 2019, dan 2021). Ini memberikan sinyal bahwa walaupun ada peluang koreksi, potensi kenaikan harga Bitcoin di akhir tahun 2024 dan menuju 2025 tetap ada.

Pola Konsolidasi dan Potensi Kenaikan

Pada awal 2024, meski Bitcoin mengalami monthly close merah, pasar tidak serta merta turun secara drastis seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebaliknya, Bitcoin membentuk pola konsolidasi atau flagging, yang menandakan adanya peluang untuk mengunjungi kembali harga di kisaran $44.000 hingga $42.000 sebelum melanjutkan kenaikan. Menurut kalimasada, jika kita mengikuti pola koreksi dari masa lalu, mungkin saja terjadi penurunan 40-50% sebelum harga kembali rally.

kalimasada juga memperingatkan bahwa sangat sulit memprediksi pasar dengan pasti. Untuk itu, ia merekomendasikan pendekatan yang lebih strategis, yakni "time in the market" daripada mencoba menebak puncak atau dasar pasar. Salah satu strategi yang disarankan adalah melakukan pembelian bertahap (average down) ketika harga turun untuk memaksimalkan potensi keuntungan dalam jangka panjang.

Teori Siklus Pasar: Berirama, Tidak Sama

Dalam menjelaskan siklus pasar, kalimasada menekankan bahwa meskipun sejarah tidak selalu berulang, ia sering kali berirama. Investor besar seperti hedge fund manager, venture capital, dan bioner tetap menggunakan siklus pasar sebagai panduan untuk mengetahui kapan harus merealisasikan keuntungan. Pada umumnya, siklus ini terdiri dari beberapa tahapan yang selalu diikuti oleh perubahan sentimen dan harga.

1. Fase Akumulasi
  • Ini adalah fase di mana pasar selesai mengalami Bear Market. Harga telah turun signifikan dan para Smart Money mulai melakukan akumulasi. Fase ini biasanya ditandai oleh berita-berita negatif yang beredar di pasar, seperti pada akhir tahun 2022 saat FTX dan Luna Crash terjadi.
2. Fase Bull Market
  • Setelah fase akumulasi selesai, harga mulai naik, dan sentimen positif mulai masuk ke pasar. Pada fase ini, publik mulai berpartisipasi dan terjadilah fenomena FOMO (Fear of Missing Out), yang semakin mendorong harga naik. Misalnya, pada awal 2023, ketika harga Bitcoin mengalami breakout dan publik serta institusi berbondong-bondong melakukan pembelian.
3. Blow-off Top
  • Ini adalah fase di mana harga Bitcoin naik dengan cepat dan tajam dalam waktu yang relatif singkat, mencapai puncak tertinggi. kalimasada memprediksi bahwa fase Blow-off Top kemungkinan baru akan terjadi pada tahun 2025, setelah proses konsolidasi di tahun 2024.
4. Bear Market
  • Setelah mencapai puncaknya, Bitcoin dan pasar crypto cenderung memasuki fase koreksi yang signifikan. Ini adalah momen di mana investor yang membeli pada harga rendah menjual di harga tinggi, menciptakan tekanan jual di pasar.

Pengaruh Langsung Halving terhadap Harga Bitcoin

Untuk menjawab pertanyaan tentang pengaruh halving terhadap harga Bitcoin, kalimasada memaparkan data sejarah. Setiap kali halving terjadi, baik pada tahun 2012, 2016, maupun 2020, harga Bitcoin selalu mengalami kenaikan signifikan. Meskipun ada koreksi setelah halving, tren umum menunjukkan bahwa halving selalu diikuti oleh Bull Market dalam jangka panjang.

kalimasada menyoroti bahwa halving berikutnya yang akan terjadi pada April 2024 juga diharapkan membawa dampak positif yang serupa. Bahkan, meski sempat terjadi koreksi, sejarah menunjukkan bahwa Bitcoin tetap naik signifikan dalam beberapa tahun setelah halving.

Kuantitatif: Analisis On-Chain dan Indikator

Selain dari siklus pasar, data kuantitatif dan on-chain indicators juga memainkan peran penting dalam memprediksi pergerakan harga Bitcoin. Beberapa indikator yang dijelaskan oleh kalimasada adalah sebagai berikut:

1. Extreme Oscillators
  • Indikator ini mengumpulkan berbagai oscillator yang menunjukkan kapan pasar sedang berada di titik ekstrem, baik itu titik tertinggi maupun terendah. Saat ini, indikator menunjukkan bahwa Bitcoin belum mencapai puncak siklusnya dan kemungkinan masih akan mengalami kenaikan signifikan sebelum mencapai Blow-off Top.
2. Pool Multiple
  • Indikator ini menunjukkan profitabilitas para penambang Bitcoin. Ketika para penambang merugi, mereka cenderung tidak menjual Bitcoin, tetapi saat mereka untung, tekanan jual meningkat. Saat ini, pool multiple Bitcoin berada di level yang masih menunjukkan bahwa penambang belum sepenuhnya dalam posisi profit, sehingga peluang kenaikan harga masih terbuka lebar.
3. Net Realized Profit/Loss
  • Indikator ini menunjukkan apakah mayoritas pelaku pasar sedang mengalami keuntungan atau kerugian. Ketika indikator mendekati nol, artinya para pelaku pasar cenderung tidak untung atau rugi. Hal ini biasanya menjadi sinyal bagi para investor untuk melakukan pembelian lagi.

Pengaruh Faktor Makro: Politik dan Ekonomi Global

kalimasada juga menyentuh bagaimana faktor makroekonomi dapat mempengaruhi pasar crypto. Pemilihan Presiden AS pada 2024, potensi resesi, serta kemungkinan munculnya virus baru seperti Monkeypox menjadi beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap pasar global, termasuk Bitcoin. Dalam pemilihan Presiden AS, kalimasada menjelaskan bahwa Donald Trump dianggap lebih pro-crypto dibanding Kamala Harris. 

Jika Trump terpilih kembali, ada potensi pergerakan bullish yang lebih eksplosif di pasar crypto. Sebaliknya, jika Kamala Harris yang menang, mungkin akan ada guncangan di pasar dalam jangka pendek. Selain itu, adanya potensi penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve pada September 2024 juga bisa meningkatkan likuiditas di pasar dan mendorong kenaikan aset berisiko tinggi seperti crypto.

Outlook Bull Market 2025

Menggabungkan analisis siklus, data kuantitatif, dan faktor makro, kalimasada memperkirakan bahwa puncak Bull Market kemungkinan akan terjadi pada September 2025, dengan harga Bitcoin bisa mencapai $120.000. Analisis ini didasarkan pada pola price action historis, siklus halving, dan interaksi berbagai indikator kuantitatif.

Meskipun demikian, kalimasada menekankan pentingnya risk management dan tidak menaruh seluruh investasi hanya pada satu titik. Pasar sangat tidak pasti, dan selalu ada kemungkinan bahwa semua prediksi ini tidak akan terwujud. Karena itu, para investor disarankan untuk selalu memiliki strategi diversifikasi dan pengelolaan risiko yang baik.

Kesimpulan

Dengan analisis yang komprehensif, video dari kalimasada memberikan panduan yang jelas tentang potensi pasar crypto di tahun 2025. Meskipun tidak ada kepastian di pasar, data sejarah, siklus halving, dan berbagai indikator kuantitatif memberikan gambaran yang optimis bahwa crypto masih memiliki potensi Bull Market besar di masa depan. Seperti biasa, investor harus berhati-hati dan selalu mengikuti perkembangan pasar secara cermat untuk mengoptimalkan potensi keuntungan mereka.